Kegiatan Literasi Untuk Menumbuhkan Minat Baca Pada Murid
DESKRIPSI AKSI NYATA MODUL 3.3
Kegiatan Literasi Untuk Menumbuhkan Minat Baca Pada Murid
Rendahnya minat baca dan kemampuan baca siswa Indonesia menjadi latar belakang saya untuk melakukan kegiatan aksi nyata literasi yaitu meningkatkan minat baca murid.
Hal ini tercermin dari peringkat Indonesia dalam kemampuan literasi (membaca) yang berada diurutan yang cukup memprihatinkan di dunia yaitu diurutan 62 dari 70 negara. Apalagi pada masa pandemi sekarang ini pembelajaran dilakukan dari rumah secara online (daring).
Selain itu ada beberapa faktor yang mendorong saya melakukan aksi nyata ini antara lain:
- Keprihatinan terhadap rendahnya minat baca murid yang berdampak terhadap cara berpikir murid.
- Besarnya pengaruh gadged yang membuat murid menjadi ketergantungan pada smartphone dan juga game yang diakses secara online.
- Menggalakkan kembali kegiatan gemar membaca.
- Meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar dengan kegiatan literasi.
- Murid sangat jarang mengunjungi perpustakaan, mereka lebih banyak duduk dekat tempat yang jaringan wifinya kuat.
- Rendahnya kepedulian anak terhadap lingkungan sekitarnya yang berdampak pada perilaku siswa sehari - hari.
Mensosiaisasikan program literasi pada saat rapat dewan guru
Berhubung masih dalam masa pandemi COVID 19, pembelajaran dilakukan dari rumah maka kegiatan literasi dalam hal ini meningkatkan minat baca murid dilakukan bergiliran secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 sampai 10 orang, untuk melakukan kegiatan literasi dengan membaca buku baik itu buku pelajaran, cerita, majalah, artikel, dan lain - lain dan membuat ulasan atau menceritakan kembali apa yang mereka baca baik itu dengan tulisan maupun dalam bentuk video. Masing - masing ketua kelas mengumpulkan hasil review dari teman - temannya dan menyerahkan kepada tim inti program yaitu guru yang terlibat dalam kegiatan ini.
Kegiatan literasi dilakukan secara berkelompok
Kegiatan dilakukan di luar ruangan
Hasil yang nampak dari aksi nyata yang saya lakukan, masih belum maksimal seperti yang diimpikan. Mungkin masih dalam masa pandemi dan intensitas tatap muka dengan guru masih terbatas apalagi di lingkungan sekolah banyak masyarakat yang terpapar COVID 19 sehingga menjadi salah satu faktor yang membuat kegiatan literasi tidak berjalan optimal. Secara daring juga belum menghasilkan seperti yang diharapkan. Secara daring program ini bisa berjalan dengan baik jika orang tua aktif terlibat di dalamnya. Keadaan orang tua siswa yang berada di lingkungan ekonomi dengan penghasilan renah dan banyak yang menjadi karyawan perkebunan dan buruh batu bata membuat orang tua sehingga tidak bisa mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada kegiatan belajar murid.
Perasaan (Feeling)
Ketika saya mensosialisaikan program ini kepada murid, mereka merasa senang dengan kegiatan ini apalagi bahan bacaan bisa mereka ambil dari internet dan bebas mau memilih tema apa saja sesuai dengan minat mereka. Tetapi ketika menjalankan program ini tidak semua murid mau untuk aktif atau mau melakukan kegiatan membaca. Hal ini cerminan dari filisofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa tidak semua anak dilahirkan dengan poensi yang sama. Disini nampak jelas perbedaan bakat dan minat murid. Bagi yang gemar membaca (sisi kognitifnya lebih besar) mereka sangat senang dengan kegiatan ini, tetapi bagi anak yang lebih suka bergerak (sisi psikomotornya lebih tinggi) mereka banyak yang tidak mau melakukannya dan banyak yang tidak hadir ketika mereka disuruh datang untuk membaca buku di perpustakaan ketika giliran mereka tiba.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran saya terus memberikan motivasi kepada murid agar bisa menumbuhkan minat baca mereka. Saya sadar dengan membaca, cara pikir mereka akan lebih kritis karena dalam membaca murid dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasannya tentang banyak hal. Apalgi sekarang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, murid dapat dengan mudah mengakses bacaan yang mereka minati atau inginkan.
Pembelajaran (Findings)
Banyak hal baru yang saya temukan dalam kegiatan literasi ini, saya jadi menyadari sepenuhnya ahwa murid itu memang memiliki keunikan masing - masing. Ketika saya meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang dibacanya (biasanya artikel) ada yang dapat menceritakannya dengan baik secara lisan. Dia menceritakannya dengan sangat baik dan menarik, intonasi suaranya pas dan penuh rasa percaya diri. Ada juga yang tidak bisa secara lisan tetapi dia menceritakannya secara tulisan dengan kalimat - kalimat yang khas gaya anak muda dan ini membuat saya terkejut dengan apa yang mereka miliki. Tetapi banyak yang untuk membaca aja dia tidak mau atau ogah-ogahan, malah dia minta untuk menyusun buku atau membersihkan perpustakaan saja.
Dari yang saya amati, mereka memang sangat kurang dalam hal membaca, mungkin hanya 30 persen saja yang memiliki keterampilan literasi yang memadai. Pemahaman isi bacaan juga masih kurang sehingga mereka kesulitan untuk menceritakan kembali bahan bacaan mereka.
Penerapan Kedepan (Future)
Masih banyak yang harus dibenahi dari kegiatan literasi ini seperti sarana dan prasarana terutama perpustakaan dan juga ketersediaan buku - buku yang terbatas, guru belum berperan penuh dalam kegitana litersi ini, mungkin masih dalam masa pandemi COVID 19 sehingga intesitas interaksi dengan murid terbatas, dukungan dari orang tua masih kurang, karena belum semua orang tua mendapat sosialisasi kegiatan ini.
Untuk kedepannya semua pihak yang terlibat dalam program ini harus lebih meningkatkan partisipasinya terutama dalam mengarahkan murid untuk melakukan kegiatan literasi. Sarana dan prasarana kegiatan literasi sebaiknya dibenahi terutama perpustakaan. Perpustakaan harus ditat semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk berkunjung, buku - buku juga harus lebih bervariasi, petugas perpustakaan dapat meningkatkan pelayanannya terhadap semua pengunjung dan yang paling penting adalah orang tua harus berperan akatif dengan ikut mendorong atau memberi dukungan kepada murid untuk melakukan keiatan literasi bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah.
Murid menceritakan kembali (mereview) bahan bacaan mereka
Komentar
Posting Komentar